Frau kembali tediam di balik meja kecilnya. Ia menatap tembok di hadapannya yang ia jadikan sebagai tembok memori. Pikirannya jauh melayang ke hari itu, hari dimana Frau tidak perlu resah menjalani hari. Tak perlu resah seperti hari ini.
Pandangannya jatuh dalam-dalam pada satu gambar. Beratapkan langit biru dan dikeilingi savana. Terdapat sekumpulan orang tertawa lepas. Bahkan Frau masih ingat dengan apa yang waku itu ditertawakan. Lelucon orang paling kanan yang hampir tidak lucu, tapi tetap dibuahi tawa sebagai bentuk solidaritas.
Itu dua tahun lalu. Hari-hari yang dapat dilalui tanpa risau. Hari-hari paling aman, paling nyaman.
Frau terbang jauh ke hari-hari itu.
Pikirannya terbang jauh, hingga air mata pun jatuh.
Frau begitu sadar, hari-hari itu telah jauh berlalu. Tak ada lagi tawa hangat ditengah tiupan angin.
Ia begitu sadar, bahwa kini ia merasa sendirian.
Gita kenapa :-(
ReplyDelete