10/07/2016

Gunung Gede, 1-2 Oktober 2016

Tertulis kutipan Lito Tejada di caption salah satu foto perjalanan kami di instagram Ifqi, 
You never climb the same mountain twice, not even in memory. Memory rebuilds the mountain, changes the weather, retells the jokes, remakes all the moves.

True.

Juni 2014 merupakan awal perjalanan sekumpulan orang sok tau yang pengen naik gunung. Waktu itu kami mendaki Gunung Gede dengan total kelompok 17 orang. Setelah pedakian itu, masing-masing dari kami punya kegiatan uotdoornya masing-masing bersama teman-teman fakultasnya, teman kelas, dan teman main lainnya.

Memperingati resminya seluruh personil dari perjalanan Juni 2014 memasuki tingkat akhir, ada keinginan untuk mengulang hari-hari di ketinggian yang sama. Maka dari itu kami mengagendakan untuk kembal peri ke Gunung Gede di awal semeser ganjil, dan terpilihlah 1-2 Oktober.

Tentu sangat sulit unuk mencari hari dimana semuanya bisa ikut, akhirnya gak semuanya juga bisa ikut karena ada acara masing-masing. Dan pada akhirnya, ada juga teman-teman baru yang membuat perjalanan kali ini tak kalah seru.

30 September 2016
Kami packing di P23, rumah Wafi dan Faatih. Dalam pendakian partai besar, memang selalu agak ribet dalam perpackingan, karena kebanyakan tas segede-gede kulkas. Seperti biasa, tim cewe cuma kebagian daypack berisi keperluan pribadi dan sedikit logistik makanan. Salah satu yang paling diperhatikan dalam pendakian partai besar adalah logistik makanan yang cukup tapi tidak berlebihan.

Ada perbedaan packing kali ini dengan dua tahun yang lalu. Dalam perjalanan kali ini, udah pada pinter packing sehingga kami selsai packing dengan cepat. Jam 10 sudah selesai packing dan siap berangkat. Kami berencana berangkat pukul 11 malam. Ada berbagai alternatif transportasi dari Bogor menuju Gunung Putri (kami naik via Gunung Putri). Misalnya naik angkot sampai Ciawi seharga Rp10.000-Rp15.000 terus naik bis sampai Pasar Cipanas seharga Rp15.000, lalu naik pick up atau angkot sampai pos GPO. Kalau rombongan sedikit dan mau sedikit lebih capek, bisa mengendarai motor sampai GPO. Bisa juga carter angkot dari Bogor langsung sampai GPO. Kami memilih alternaif terakhir dengan carter angkot dari Dramaga (dekat Kampus IPB) sampai GPO seharga Rp400.00. Pertimbangannya adalah agar bisa istirahat di jalan dan tidak bergant-ganti angkutan.

Kami berangkat dari Dramaga pukul 11 malam, pertimbangannya adalah agar kami punya waktu yang cukup untuk beristirahat sebelum memulai pendakian. Jalanan lancar dan cukup kosong, kami sampai di GPO pukul 01.30 dini hari. Sesampainya disana kami mencari spot untuk beristirahat hingga pagi menjelang.

1 Oktober 2016
Setelah melakukan shalat subuh di masjid setempat, kami melakukan sedikit stretching sambil briefing pendakian. Briefing dalam pendakian selalu penting. Hal in dilakukan untuk memastikan kelancaran perjalanan. Diakhir briefing, jangan lupa untuk berdoa bersama demi kelancaran dan kesehatan selama mendak samai pulang.

Kami melakukan registrasi di GPO pukul 6 pagi. Disana kami diberi sedikit briefing mengenai SOP pendakian. Hari itu cukup ramai karena bertepatan juga dengan weekend. Gunung Gede memang merupakan primadona dikala weekend. Pasti banyak yang datang untuk camping disana.

Jalur yang pertama dilalui adalah perkebunan warga yang menanjak dan cukup membuat lelah. Selanjutnya memasuki hutan dengan track berbatu. Waktu normal pendakian melalui Gunung Putri adalah 4 sampai 5 jam. Track awal merupakan tangga-tangga berbatu rapih, setelah itu kita harus melalui jalan setapak yang cukup curam dan minim bonus track. 

It's not about the mountain we conquer but ourselves.
True.
Mental kita seringkali diuji di sepanjang jalan pendakian. Sesering apa dia mendaki dan sejauh apa dia pernah sampai, kalau mental sudah kena, habislah sudah. Hal ini sungguh terjadi pada gue, gue sempat kehilangan motivasi di tengah jalan. Rasanya capek dan ga kuat, mau pulang aja, tapi ga mungkin mundur. Dan pada akhirnya bisa juga sampai atas. Thanks to para sweeper yang menjagaku dikala lelah dan juga lemah.

Di satu jam terakhir perjalanan menuju Alun-Alun Suryakencana, hujan pun turun membasahi. Memang salah satu resiko ketika naik di musm hujan adalah kehujanan. 
Apa ya enaknya naik saat musim hujan? Ada sih enaknya, misal, air di sumber air nya banyak. Tapi gak enaknya cukup banyak: kehujanan, baju basah, camp becek dan lembap, barang-barang jadi lembap dan dingin, barang-barang kotor dan berlumpur, pemandangan yang dliatnya jadi random karena ketutupan kabut.
Terus kenapa masih mau naik pas musim hujan ya?

Memang ribet sih naik gunung pas musim hujan, tapi ternyata masih bisa asik. Semuanya tergantung pada persiapannya. Baik persiapan fisik maupun mental. Perencanaan manajemen perjalanan dengan matang pun harus disiapkan untuk kelancaran perjalanan itu sendiri.


Senang! Akhirnya track datar dan luuuuaas! Suryakencana dengan banyak pohon Edelweisnya yang selalu bisa membuat rindu. Sampai jugaaa... 

Sesampai di Suryakencana, tim cowok udah pada sibuk mendirikan tenda, kami mendirikan empat tenda, yang dipakai tidur 3 tenda, satu tenda kapsitas 2 orang ujung-ujungnya jadi dapur umum. Kita sebut dia Tenda Dora karena tendanya kayak tenda mainan.
Kemampuan mendirikan tenda mereka mengalami kemajuan yang cukup baik dibandingkan 2 tahun lalu. You've grown up dudes!

While tim cowok sibuk mendirikan tenda dan mebentangkan flysheet agar kami semua bisa istirahat dengan nyaman, tim cewek (yang tetep dibantin sam cowok) masak makan siang menjelang sore dengan menu nasi + sawi putih + abon. Tak hanya skill packing dan mendirikan tenda saja yang mengalami kemajuan, ternyata skill memasak pun berkembang dengan baik. Hujanpun berhenti, matahari mulai muncul menghangatkan badan juga menghangatkan segala peralatan yang basah.

Banyak hal yang perlu disyukuri dalam setiap perjalanan, salah satunya adalah satu tim bersama mereka yang tidak pernah skip sholat.


Selesai makan siang, dilanjutkan dengan main uno. Disini lah kita mengetahui seberapa culas seseorang. Dan yang paling culas, licik, nyebelin adalah Haykal!


Jam 4.30 kami berkesempatan pergi ke alun-alun barat. My favorite! Menurut gue alun-alun barat sangatlah private dan indah. Jika beruntung, kita bsa melihat sunset yang indah dan Gunung Salak yang timbul dari balik awan-awan lembut. Dan kami sedang beruntung saat itu.



Gumpalan-gumpalan awan, penawar lelah.

Totalitas seorang teman menggambil gambar temannya yang totalitas bergaya; wafi sujud.

Tak semua senja jingga. 
In frame: strangers. Padahal mau foto langitnya, eh mereka tiba-tiba berpose. Bagus juga ternyata. Dan gue sedikit bercakap sam mereka.
Sejak pertama kali naik gunung sama gio and friends 2009 lalu, selalu senang bercengkrama dengan tetangga di gunung. Waktu itu kami menebutnya tetangge, seru sekali bisa berbagi banyak hal di gunung. Bahkan sampai sekarang masih temenan di facebook. Hari gini kayaknya jarang menemukan sosok tetangge itu, or kitanya sendiri ya yang emang ga jadi tetangge  buat pendaki lain. 

Selesai menikmati senja yang kala itu tak jingga, kami mampir sumber air sebelum kembali ke camp. Kegiatan dilanjutkan dengan solat Magrib dan Isya, lalu bersama-sama memasak makan malam.
Menu makan malam kami adalah nasi + sayur sop + telur dadar super enakkk. Lagi-lagi skill memasak kami cukup membanggakan. Cuma....kebanyakan mecin aja.
Salahin haykal. Dia bilang 1 nesting sama dengan 1 sachet royco. Mabok mecin. Cuma haykal sama faatih yang bilang 'kurang royco', yang lain udah tereak-tereak biar stop ngasih royco.

Kami menyantap makan malam dengan damai. Dilanjutkan dengan rencana summit keesokan paginya. Kondisional sih karena jika hujan, summit nya sangat mungkin untuk dibatalkan. Malam itu tidak hujan, tapi tidak cerah juga. Prediksi haykal langitnya bakal "clear blue sky" sampe pagi dan kita bisa summit.... nyatanya tidak. Gerimis turun ditengah tidur, kemudian disusul hujan di dini hari. Kami menunda summit yang semula dijadwalkan jam 3 pagi. Pada akhirnya kami tetap bangun jam segitu, tapi malah masak buat sarapan aja. Menu nya adalah nasi + bakso goreng + sosis goreng + orek tempe yang lagi-lagi kebanyakn royco :(

2 Oktober 2016
Pagi ini ada kejutan, kami kedatangan Rahman dan Waping yang semula ga ikut, eh ternyata nyusul. Buat gue, tindakan mereka terlalu nekat. Mereka mulai mendaki sekitar pukul setengah sembilan malam dan sampai Surken jam 12 malam. Mereka tidak menemukan tenda kami semalaman, parahnya mereka tidak bawa tenda dan logistik yang memadai! Dan mereka pun 'tidur di alam' hanya numpang-numpang sisa-sisa flysheet orang. Untung mereka selamat. Gimana kalau ada yang hipo terus... 'lewat'. Tidak patut diulangi ya rekan-rekanku. Mendaki gunung tidak sebercanda itu.

Hujan akhirnya menunjukkan tanda-tanda berhenti sekitar pukul 7 pagi, dan beberapa dari kami tetap melanjutkan summit pada pukul 09.25. Summit kali ini adalah summit Gunung Gede yang pertama untuk Fadhil, Andina, Andri, dan Uli. Dan di puncak yang terlihat adalah kabut-kabut putih gelap, alias ga bisa lihat Pangrango di sebrang sana. Uh.

Perjalanan summit dari Surken cukup singkat yaitu 35 menit. Di puncak cukup ramai karena banyak pendaki yang akan turun melalui Jalur Cibodas. Waktu turun yang dibutuhkan dari puncak ke Surken adalah 25 menit. Saat kami turun, semakin banyak pendaki yang berjalan menuju puncak dan kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Cibodas.

Sesampai di Surken kami pun bersiap packing untuk pulang.
Mulanya, kami juga berencana untuk turun melalui Cibodas. Tapi perjalanan melalui Cibodas dibutuhkan waktu yang lebih lama sekitar 7-8 jam. Jadi kami memutuskan untuk pulang melalui Gunung Putri. Hanya dibutuhkan waktu sekitar 3,5-4 jam untuk kembali sampai ke GPO.


Setelah berkemas dan berfoto, kami pun melaju meninggalkan Alun-Alun Suryakencana ke arah timur dan kembali memasuki hutan dan kali ini menemui track menurun. Pulang...


Kisah cinta Wafi

Perjalanan turun via Gunung Putri memang cepat, kami sampai pos pukul 15.40. Setelah lapor kepada petugas GPO dan mengumpulkan sampah, kami pun pulang. Tidak langsung pulang ke rumah, kosan, atau kontrakan masing-masing tetapi mampir ke rumah Ravli terlebih dahulu di Cipanas dan menyempatkan makan Sate Maranggi yang super sedappp.
(GPO-Rumah Ravli sewa angkot seharga Rp100.000/angkot.)

Kami pulang dari rumah Ravli pukul 20.30 menggunakan bis menuju Ciawi seharga Rp15.000 (ber-AC!) dan dilanjutkan dengan carter angkot dari Ciawi ke Dramaga seharga Rp15.000/orang.

Jalan Halal
Jalan Halal merupakan nama tim pendakian kali ini. Nama ini diambil dari tulisan di belakang baju yang dipakai Faatih di hari pertama. Jargonnya "Bismillah" membuat kami selalu ingat kepada Tuhan. Sebagian besar anggota Jalan Halal adalah orang-orang yang pernah mendaki bareng 2014 lalu. Ada pula yang baru mendaki bareng dan ternyata bisa langsung deket satu sama lain hanya dalam waktu semalam. 

Fadhil, sosok leader di Jalan Halal. Paling dibolehin sama Diana kalo nyicip makanan, kalo bukan Fadhil ga boleh. Hal ini membuat cowok-cowok mengatasnamakan Fadhil untuk mencicip makanan.
Ravli, kentut mulu. Satu-satunya waktu gue ga marah saat Ravli kentut adalah saat dia nemenin gue berjalan saat kelelahan. Ya mau gimana lagi, kalo marah-marah nanti gue ditinggalin hahaha.
Faatih, aduh faatih lagi si multitasking and multitalent. Tasnya super berat mau aja dimasukin apa aja. Masaknya juga jago, selalu ada ide berkenaan dengan kelogistikan karena dia adalah sosok logstran sejati.
Abraham, dulu pas naik gunung tahun 2014 dia orang yang paling mager se-suryakencana kayaknya. Tapi sekarang ada kemajuan! Dia menjadi salah satu yang aktif mendirikan tenda dan flysheet. Tapi malem-malemnya tetep aja kedinginan hahaha. Teman turun gue yang baik banget mau nahan-nahan ketika ada pijakan yang meragukan. Eaa.
Wafi, disebut juga Sahabat Surganya Faatih. Ga banyak ngomong sih anaknya, tapi masih aja hobi sujud di alam. Heran :( Semoga "Wafi Keliling Indonesia" nya terkabul! Aamiin. "Dan Gita Ikut" itu sambungan doanya waf :p
Andri, ini mah anaknya pendiem dan sabar pisan. Suka dizalimi pas main UNO tapi tetep aja abis duluan kartunya dibanding gue...
Uli, uli lama banget azli kalo ngiket sepatu, gatau deh tuh berapa kali ngiketnya :( Hobinya ngilang ketika ketersediaan air habis. Sekalinya disuruh, dia bilang "Ayok"...."Tapi temenin". Hahaha
Haykal, aduh. Si kancil. Curang, licik, culas. Paling suka ngabodor dengan bahasa sundanya yang aneh-aneh tapi enak kedengarannya. Penggagas resep 1 nesting = 1 royco. Gelo emang. Untung dia juga jadi salah satu orang yang sangat bisa diandalkan. Dasar mecin.
Rahman, orang nekat. Jangan diulangi ah.
Waping, mau-maunya aja ikut Rahman nekat. Orang yang dikenal dengan style first nya (atau bisa juga disebut banyak gaya) kemarin gak gaya sama sekali karena udah poleng haha.
Anggieta, kalo kedinginan tuh ya keringin badan, ganti baju, pake kayu putih, bergerak-gerak....bukannya nangis huahaha. Looking for another Semeru Trip with youuu!
Andina, pagi harinya masih di Kuala Lumpur, malem-malemnya udah tidur di Suryakencana. Semangatnya untuk mendaki Gunung Gede untuk pertama kalinya patut di acungi jempol!
Diana, yha...ini lagi. Ga jauh dari sasaran kebodoran Haykal, Ravli, Abraham dan para mecin lainnya.
Ifqi, cuma dia yang pake coverbag terbalik hahaha. Geng foto cantik bareng anak-anak kayangan. Cuma ifqi yang bisa dijadikan tempat sharing pemikiran deep di perjalanan kemarin.
Eris, masih sama kayak tahun lalu, jadi sosok yang paling dewasa dan selalu sederhana. Yang bisa memanage Sate Maranggi yang super banyak sama Ifqi.

Terakhir, foto termecin dari Haykal. Ceweknya kerdil gitu ih...

Well, I'm that happy.
Thanks for the trip.

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk yang mau naik Gunung Gede. 
Atau setidaknya, semoga tulisan ini bisa menjadi pintu untuk mengenang hari-hari yang pernah dilalui bersama di atas sana, di Suryakencana.

P.S.
Stop hiking if bad weather. Iya kali ini gue selamat, gimana kalo besok-besok kesamber petir? Tertimbun tanah longsor? Hipotermia? Both naik gunung pas kemarau ataupun pas musim hujan sama-sama punya resiko, cuma pas musim hujan prosesnya lebih merepotkan saja. Daripada mendaki saat musim hujan (lagi) gue lebih baik bersabar sambil nabung untuk menaki gunung di musim panas tahun depan...

1 comment:

  1. i lof you gue bc inni ditengah2 bljr makro buat ujian besok. but it totally boosts my mood. thanku git

    ReplyDelete