Perjalanan dimulai pagi-pagi sekali dengan menggunakan mobil bak terbuka dari Lumajang rumah Anggieta ke Pos Ranu Pani. Ini merupakan kali pertama saya naik mobil bak terbuka. Ramai! Ternyata seru sekali. Perjalanan ditempuh sekitar dua setengah jam. Kami sampai di Pos Ranu Pani sekitar pukul 9 pagi. Perjalanan ini dilakukan dengan tambahan teman-teman Anggieta yang akan saya sebut Mas Unggul cs.
Ternyata, sesampainya di Pos Ranu Pani, kita tidak dengan mudah dan begitu saja mengurusi izin pendakian karena sebelum pendakian Gunung Semeru akan ada briefing dari mas-mas di basecamp. Selain briefing, setiap kelompok pendakian juga di periksa satu-satu untuk memastikan setiap anggotanya membawa sleeping bag, tentu ini menjadi sangat penting demi alasan keselamatan setiap pendaki. Mendaki gunung berarti berhadapan dengan alam, sekuat apapun fisik dan sematang apapun persiapan yang telah dilakukan, kita tidak pernah tau apa yang akan benar-benar kita hadapi di lapangan.
Briefing berjalan menyenangkan, mas-mas di basecamp membawa briefing dengan cara yang tidak membosankan. Ia menjelaskan mengenai jalur pendakian, vegetasi, dan tentunya mengingatkan pendaki untuk membawa sampahnya turun kembali.
Pukul 11 siang kami sudah selesai briefing dan siap untuk melanjutkan perjalanan. Sebenar-benarnya perjalanan. Ternyata selain temannya Anggieta yang saya sebut Mas Unggul cs, ada lagi teman-temannya Mas Unggul yang akan saya sebut Mas Ibor cs dari IPDN. Makin ramai. Dan saya mulai menikmati petualangannya.
Halo Semeru! Kami siap hidup bersamamu selama beberapa hari ke depan, berbaikhatilah...
![]() |
Ada empat pos yang harus kami lalui sebelum sampai di Ranu Kumbolo.
Pos 1 dapat ditempuh dengan waktu 1 - 1,5 jam dari plang selamat datang tadi. Trek nya cukup menanjak dan membuat terengah-engah, banyak ranting diatas kepala, banyak juga pohon tumbang di jalur ini. Tapi ada sesuatu yang menyenangkan, di Pos 1 ada penjual semangka seharga 2.500 per potong dengan potongan yang tidak sama besar, jadi pintar-pintarlah memilih potongan semangka yang besar.
Perjalanan dilanjutkan kembali menuju pos 2 melewati Watu Rejeng. Dan selanjutnya, sampailah di pos 2. Tak disangka, ternyata di pos 2 pun ada penjual semangka! Tapi di pos dua kami tidak membeli semangka, perjalanan pun dilanjutkan ke pos 3. Saya lupa berapa waktu pastinya dari Pos 1 ke Pos 2, Pos 2 ke Pos 3, yang jelas, di pos 3 ada penjual semangka lagi!
Maaf mungkin saya terlalu sering menyebut 'penjual semangka' tapi saya memang penggemar berat buah samangka, dan dengan adanya semangka di jalur pendakian semeru, saya senang bukan main meskipun harga untuk sepotong segitiga semangka cukup mahal. Tapi tetap dibeli.
Setelah Pos 3, ada tanjakan yang paling curam dibandingkan dengan tanjakan-tanjakan sebelumnya. Setelah melalui Pos 3, trek cukup landai mengantarkan ke Pos 4. Di pos 4 tidak ada penjual semangka. Dari Pos 4 kita bisa melihat Ranu Kumbolo! Rasanya semua lelah terbayar sudah ketika fist stop kita terlihat.
Oh jadi ini Ranu Kumbolo.
Danau yang ada di ketinggian sekitar 2.400 meter diatas permukaan laut.
Danau yang biasa disebut surganya Mahameru.
Selamat sore, Ranu Kumbolo!
Kami datang.
Saya baru sadar saya ga punya foto Ranu Kumbolo dari Pos 4, padahal bagus kalau difoto. Bahkan secara keseluruhan, saya ga punya banyak foto dalam perjalanan, mungkin karena terlalu khusyuk dan khidmat menikmati perjalanan, mencari arti perjalanan, menyelami sifat-sifat teman-teman serombongan. Padahal bawa dua biji kamera yang seharusnya bisa mengambil banyak foto. Untung teman saya, Iky sempet foto Ranu Kumbolo dari Pos 4 dan di Post di Instagram, jadi saya pinjem dulu aja fotonya. Saya minta yang asli dari dia ga dikasih, katanya ga baik minta-minta. Terus malah disuruh sewa.
Dari pos 4, trek selanjutnya adalah turunan. Turunan yang curam parah. Pasir semua pula. Licin dan berdebu. Selanjutnya kami melewati camping ground I, kemudian nanjak lagi, tanjakannya cukup curam, lalu menyusuri punggung bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo, dan sampailah pada camping ground II! Tempat kita bermalam di malam pertama di pelukan Gunung Semeru. Menyenangkan. Semenyenangkan itu.
Kami sampai di Ranu Kumbolo pukul 4 sore, langsung disambut dengan minuman jahe hangat dari Ibor cs kawanan IPDN yang memang melaju duluan, mesinnya beda sama kami-kami sisanya ini.
Kami beristirahat sejenak, lama sih sebenarnya, tapi Iky dan Fadhil serta kawanan pria lainnya dengan cepat langsung mencari spot camp dan mendirikan tenda. Kami yang perempuan bersih-bersih, ambil air di Ranu Kumbolo, dan siap-siap memasak.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita sedang berada di Ranu Kumbolo. Misalnya ketika kita akan menggunakan air dari Ranu Kumbolo, kita tidak boleh cuci tangan atau cuci muka langsung tapi kita harus mengambil air dan cuci muka dengan jarak beberapa meter dari bibir danau. Air Ranu Kumbolo digunakan sebagai air suci masyarakat Tengger, jadi sebagai pengunjung, kita harus menghormatinya dengan menjaga kesucian dan kebersihan airnya. Di sekitar Ranu Kumbolo juga ada pohon-pohon besar yang diikat kain putih, itu artinya 'jangan main di bawah pohon lama-lama' karena you-know-what selanjutnya.
Setelah tenda terpasang, akhirnya kami bisa istirahat. Tidak lupa kami mendirikan solat zuhur dan ashar dijamak, yang kemudian Fadhil menyebutnya 'Jamak Kumbolo' karena solat zuhur dan ashar nya mepet banget sama waktu magrib. Supaya setelah zuhur dan ashar jedanya tidak lama langsung solat magrib dan isya hahaha.
Malam itu setelah setiap tenda makan malam (ya, meskipun kami mendaki dengan kelompok besar, tapi logistik yang kami bawa dibagi per-kelompok kecil supaya mudah mengkoordinirnya) kami sempat berkumpul di luar, bercengkrama, mengenal satu sama lain, menatap Ranu Kumbolo yang sebenarnya tidak terlihat karena gelap, mendongak menatap langit dengan hiasannya yang bersinar tidak menyilaukan, sampai mulai kedinginan dan kaku, saya pamit masuk tenda, bersiap tidur.
Selamat malam, Ranu Kumbolo.
Terimakasih jamuan pertamanya yang tidak hujan.
Semoga besok saya tidak terlambat melihat matahari muncul dari dua bukit yang mengelilingi Ranu Kumbolo.
Selamat tidur, Iky, Fadhil, Anggieta, Ninis.
Selamat tidur tenda sebelah!
dingin.
-----
perjalanan ini memang sudah hampir tujuh bulan berlalu.
ceritanya tersimpan dan dikunci di dalam draft blog.
penulis ceritanya tidak berani membuka blog.
tidak bisa bercerita dengan hidup katanya.
barulah sekarang, penulisnya memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisannya yang tertunda.
chapter demi chapter.
sebelum apa yang ada di ingatannya terkikis hari demi hari.
semoga masih ada yang menikmati tulisannya.
ini belum selesai.
dingin.
-----
perjalanan ini memang sudah hampir tujuh bulan berlalu.
ceritanya tersimpan dan dikunci di dalam draft blog.
penulis ceritanya tidak berani membuka blog.
tidak bisa bercerita dengan hidup katanya.
barulah sekarang, penulisnya memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisannya yang tertunda.
chapter demi chapter.
sebelum apa yang ada di ingatannya terkikis hari demi hari.
semoga masih ada yang menikmati tulisannya.
ini belum selesai.
Jadul
ReplyDeleteTerharu banget punya temen yg up to date, langsung baca cerita saya padahal ga saya umumin dimana mana
DeleteAaahhhhhh gitaaaaa buru lanjutiinn doooong :3 :3
ReplyDelete