12/31/2013

Tulisan Akhir Tahun

Selamat malam 31 Desember 2013.
Hari ini banyak hujannya. Gue suka hujan.

How time flies...
Rasanya belum lama ini gue nulis dengan judul yang sama, bedanya tulisan itu penutupan tahun 2012 dengan segala hal-hal yang terjadi di dalamnya.

Kali ini penutupan 2013.

Pusing Sekolah
Lima bulan pertama di tahun ini terasa berat karena masih harus ngurusin ujian praktek, ujian nasional, ujian akhir semester. Verifikasi nilai berulang-ulang buat SNMPTN.
Lima bulan pertama ngerasa jenuh sama sekolah karena banyak ujiannya. Rasanya pengen cepet kuliah. Dan saat gue berpikir seperti itu gue tau kalau gue akan menyesal telah memikirkannya seperti hari ini. Dunia perkuliahan 180 derajat beda dengan sekolah. Dulu sekolah kalo ga ada guru seneng, sekarang kuliah kalo ga ada dosen sedih soalnya ada kuliah pengganti. Dulu sekolah jamnya selalu sama. Kuliah beda, kalo lupa bisa kebablasan ga masuk.


Jogjakarta
Setelah capek pusing muak sama segala macam ujian, gue dengan tujuh orang teman lainnya pergi ke Jogjakarta. Vacation disponsori oleh nekat dan gak tau apa-apa. Selama beberapa hari di Jogja kita cuma ke Goa Pindul, Pantai Indrayanti, Malioboro, Malioboro, dan Malioboro lagi. Meskipun begitu, gue sangat menikmatinya.



Kelulusan
Tahun 2013 sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Ada perpisahan.
Ada yang pergi. Ada yang datang. Ada yang tetap disini.
Tak ada pertemuan yang abadi. Seperti pertemuan, tak ada perpisahan yang abadi.
Quote dari salah satu film favorite gue yang paling gue hapal. Setelah pada akhirnya gue ujian nasional dan ujian-ujian sialan lainnya, sampailah gue di saat gue lulus. Disaat gue berpisah dengan mereka, keluarga kedua, IPA A yang selama dua tahun menemani ups and downs nya gue. Inget banget gue gimana susahnya bikin film kelas. Gimana jokes nya ketua kelas gue. Gimana marahan-marahan kubu sini sama kubu sana gara-gara foto buku tahunan. Gimana males banget sama guru fisika yang sekaligus wali kelas kita. Inget banget gimana cabut pas pembahasan TO sampe dikejar-kejar wali kelas. Dan masih banyak tentang IPA A lainnya. Kali ini cuma bisa diinget-inget. Karena waktu gak pernah mau berbaik hati untuk sebentar saja memutar balik arah jarum jam untuk kembali ke masa itu. Ke satu kelas di sebelah ruang guru berkapasitas 41 orang. Gue cuma bisa mengingat-ingat...





SNMPTN
Selain ujian-ujian sialan itu, persiapan tes masuk perguruan tinggi juga cukup menyita waktu. Tujuan pertama Teknologi Pangan IPB cuma bisa tertulis di angan-angan, bukan formulir pendaftaran karena nilai gue di sekolah bukan nilai yang tebaik untuk masuk prodi tersebut. Yang jadi tujuan pertama yang tertulis di formulis pendaftaran SNMPTN (jalur rapot) adalah Teknik Industri Pertanian IPB. Sama-sama Fateta IPB. Tapi Allah punya rencana lain, entah ini yang terbaik, atau gue disuruh coba lagi tahun depan. Gue susah untuk menerjemahkan isyarat-Nya.


Gue diterima di Ilmu Ekonomi IPB. Apaan tuh. Gue aja gak sadar gue pernah milih prodi itu. Ilmu Ekonomi. Pas liat pengumumannya antara seneng dan sedih sebenernya. Seneng karena gak usah ikut SBMPTN dan sedih karena gak masuk Fateta.
Pas udah menyicipi kehidupan kampus ternyata gue makin sedih karena gue masuk ekonomi (semoga hal ini cepet berubah). Cita-cita gue bukan jadi ekonom. Mikirin kebijakan-kebijakan negara tentang perekonomian. Gue pengen jadi engineer, scientist, ngomongin yang ilmiah-ilmiah di depan banyak orang. Meneliti sesuatu. Menemukan sesuatu. Dan...punya jas lab.



Setelah diterima di IPB meskipun bukan di fakultas impian. Gue menikmati kampus gue. Ospek? Menyenangkan. Ga ada yang aneh-aneh. Komdisnya lucu-lucu bisa diketawain. Bikin makin bangga kuliah di IPB. Gak ada yang salah sama kampus gue kecuali satu hal. Asrama. Gue tinggal di asrama cuma 2 bulan pertama. Selebihnya gue tinggal di rumah. Secara rumah gue cuma 10 menit jalan kaki dari kampus. Not so faaar.
Kampus gue keren. Kampus pertanian. Manusia kayak mana yang gak makan hasil pertanian. Gue pernah nge-post kutipan rektor gue di kesempatan sebelumnya.
Penduduk Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa.Mereka semua butuh pangan, teknologi pangan untuk bertahan hidup.Bidang apa yang paling tepat untuk belajar tentang pangan?

semua diam.

Sekali lagi saya tanya, bidang apa yang paling tepat untuk belajar tentang pangan?

PERTANIAN!

Dimana yang paling tepat untuk belajar pertanian?

IPB!!!!
Hehehe dan tulisan di atas membuat gue lebih menyesal kenapa gue gak keterima di fateta. Tahun ini juga dies natalis kampus gue ke 50. Golden year. Generasi emas. Bagus banget gak sih gue IPB emas. Untuk bukan angkatan 51, angkatan 51 apa coba namanya... Tapi bakal keren lagi kalo gue keterimanya di fateta #masihaja:')

Oh iya tahun ini juga gue berkesempatan denger langsung pidato presiden di kampus, dalam rangka dies natalis IPB ke-50 tentunya.

Prabu Revolusi
Masih berkenaan dengan dies natalis kampus tercinta, ada satu acara yang diselenggarakan oleh Agrianita IPB. Public Speaking. Dan yang spekta adalah.......coach public speakingnya adalah idola gue banget. Prabu Revolusi. Seriously Prabu Revolusi............. EXCITED TO THE MAX MAX MAX.
Setelah selama ini gue cuma bisa liat dia lewat layar kaca, denger suara dia lewat speaker tv, dan kali ini gue ketemu langsung. Jabat tangan. Bicara. Dan foto bareng.
Dulu gue cuma bermimpi untuk kerja di metro tv supaya gue bisa ketemu Prabu Revolusi setiap hari, minimal gue satu atap sama Prabu Revolusi. Tapi.... ternyata dia yang nyamperin gue ke IPB. Ya Allah makasih :')


Gita Mengajar
Yay! Another best moment of the year. Alhamdulillah gue sangat bersyukur karena berkesempatan jadi volunteer IPB Mengajar. Yang tadinya gue gak suuuuka banget sama anak-anak gue memberanikan diri untuk bermain di tengah-tengah mereka. Awalnya cuma mau belajar empati dan belajar bersyukur malah ketagihan untuk terus berada di tengah anak-anak. Belajar dan bermain bersama. Semoga ketika open recruitment IPB Mengajar gue lolos :')
Selain sama IPB Mengajar, gue pun berkesempatan jadi volunteer rohis (hahahhaha) kelas buat baksos di somewhere in cibanteng. Main-main lagi sama anak kecil, gue sangat menikmatinya :>





Well, itu sedikit review tentang 2013. Punya kampus baru, punya 'tempat baru', punya teman-teman baru. Masih banyak hal yang patut disyukuri selain hal-hal diatas yang menurut gue best-moment-nya gue. Semoga tahun 2014 menjadi tahun yang lebih baik lagi.

Kata orang sih this is page 365 of 365. Tutup buku dan besok, 1 Januari 2014 buka buku baru.
Selamat tahun baru. Semoga yang dicita-citakan tercapa.

No comments:

Post a Comment