Gue enggak tau gimana rasanya kuliah jauh dari orang tua. Gue enggak tau gimana rasanya harus adaptasi jauh, jauh dari kehidupan kita sebelumnya. Mungkin menyakitkan harus mencari teman baru, meninggalkan teman lama. Mungkin menyakitkan harus hidup sendiri. Mungkin masih banyak hal-hal lain yang menyakitkan. Mungkin itu berat, mungkin itu menyakitkan. Mungkin yang paling menyakitkan harus tidur di bawah atap yang berbeda dengan orang tua kita.
Gue enggak tau gimana rasanya kuliah bukan di kampus impian kita. Kuliah di tempat yang bukan kita inginkan memang berat, tapi tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat. Tidak ada ilmu yang tidak mulia. Semua ilmu pengetahuan bermanfaat, setidaknya untuk menjadikan kita sebagai sebaik-baiknya diri kita sendiri.
Dan enggak semua hal-hal yang menyakitkan harus selalu kita lihat dari sisi negatif, dari sisi gelap. Lihatlah dari sisi yang paling terang. Ingat orang tua.
Kita harus selalu ingat bahwa fase kehidupan yang menyakitkan hanyalah sementara. Sedikit dari banyak fase kehidupan yang ada. Berpikirlah bahwa setelah sekian waktu berjuang di medan perang, kita pulang menjadi seorang pemenang.
Semangat buat teman-teman yang merantau. Semangat buat teman-teman yang harus ngekos. Semangat teman-teman, yang akan pulang menjadi seorang pemenang.
Semangat buat Bunga Ruslim yang lagi ospek di Jatinangor.
Kita sedang ada di satu jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
No comments:
Post a Comment