Hello hugumagita-typdthghts yang tanggal 26 April kemarin ulang tahun ke-4! Selamat ulang tahun!!
Kali ini gue akan sedikit me-review perjalanan gue selama satu minggu ke Jogjakarta bersama tujuh orang teman baik, yang akan gue sebutkan satu-persatu namanya secara alfabetis. Andina Nuraini Ginoga, Ayuni Nuramalina, Egi Pratama, Ikbal Taufiqul Rahman, Kanty Driantami, Nabilah, dan Rizky Farhan Hafili.
Perjalanan dimulai hari senin tanggal 22 April 2013. Kami ngumpul di rumah Kanty jam 10. Setelah makan siang, kami berangkat ke Stasiun Bogor dan naik Commuter Line jam 2 siang, padahal jadwal kereta kita jam 18.30 dari Stasiun Senen. Sampai di Stasiun Senen jam 15.30-an dan gak tau nunggu keretanya ngapain, sedangkan gate masuk peron bukanya jam 17.00. Jadi kami cuma duduk-duduk di luar stasiun yang asli deh, serem, kumuh, bau, dan kotor abis sambil debat gimana posisi duduk pas di kereta nanti. Kenapa kita buru-buru banget berangkatnya? Because proverb said that two hours earlier is better than one minute late.
Akhirnya setelah jam 17, gate nya dibuka. Dan ini Kereta kita. Kereta Api Bisnis Senja Utama Jogjakarta.
Sialnya, kereta kita ada kerusakan genset or something, jadi kereta kita delay dua jam. That was such a great thing to start our holiday.
Jam 21 kami berangkat dari Senen menuju Jogjakarta.
Day 1
Akhirnya kami sampai Jogjakarta pukul 5.30 yang seharusnya--kalau gak delay--sekitar jam 4 pagi. Suasana Stasiun Tugu Jogjakarta jauh dari kata bau, kotor, kumuh dan serem. Ini bukan kali pertama gue menginjakkan kaki di Jogjakarta, tapi gue selalu terkesan dengan keadaan Jogja yang cenderung adem, nyaman, dan yang paling penting sih, Respect.
Stasiun Tugu pagi hari yang terlihat tertib dan bersih, manusia-manusia yang baru sampai Jogja seperti kami juga sejenak beristirahat.
Kami dijemput oleh supir tantenya temen gue, Ayuni, panggilannya Unai. Nama supirnya diketahui Mas Ricky. Serius deh gue mirip sama Dwi Sasono, berjambang dan sedikit brewok yang bikin tambah mirip Dwi Sasono.
Backpacker they said, dijemput supir they never said.
Sebelum kami diantar ke penginapan oleh Mas Ricky, kami sarapan di daerah Gor. Menu sarapan pagi kami: ada yang nasi pecel, ada yang nasi rawon. Gue sih makannya nasi rawon, soalnya gue gak suka bumbu kacang.
Gue gak tau, emang nasi rawonnya enak, atau gue emang laper pada saat itu. Enak banget.
Harga satu porsi nasi rawon: Rp 8000
Harga satu porsi nasi pecel: Rp 5000
Setelah makan, kami istirahat di mess sampai pukul 12 siang.
Terus kita bingung mau beli makan dimana akhirnya cuma ada satu tujuan di otak: Malioboro. Niatnya mau jalan kaki, katanya mess kita deket sama malioboro tapi ternyata jauh banget....... Jadi, kita naik Trans Jogja.
Kita naik di Halte Kusumanegara dan turun di Halte Taman Pintar. Dan gak lama setelah turun dari Trans Jogja.... Hujan.
Men, di Bogor hujan, di Jogja hujan.
Kita pun berteduh di Kantor Pos dalam waktu yang cukup lama. Mungkin satu jam lebih.
Setelah hujan reda, kami mulai jalan menelusuri Malioboro, yang pertama ke Mirota Batik. Menurut gue sih yang paling harus gue lakukan di Jogja adalah ini salah satunya, ke Mirota Batik buat beli pernak-pernik yang sebenernya nggak penting. Setelah capek jalan dari Mirota Batik ke titik nol Malioboro, dan itu udah sore banget, gue dan teman-teman yang lainnya makan di angkringan deket stasiun tugu. Dulu, pas study tour juga teman-teman kelas gue makan di angkringan itu. Angkringan is a must kalo ke Jogja bareng temen-temen. Murah, tapi gak enak dan kotor aja sih. Tapi kalo makannya sama temen-temen pasti jadinya enak-enak aja.
Habis makan, kita pulang dan tidur.
Day 2: Cave Tubing and Body Rafting at Goa Pindul
Sebenernya cuma hari ke-dua ini yang kita rencanakan dari hari sebelum keberangkatan kami. Gue udah reservasi rent car yang nggak perlu gue sebut nama rent car nya. Harganya cukup murah, 350.000/12 jam include fuel and driver.
Kita dijemput pukul 08.00 dan langsung menuju Goa Pindul. Sebenarnya banyak hal yang mungkin terjadi selama kita di perjalanan, dan itu gue sadari dari sebelum hari keberangkatan ke Goa Pindul, bahkan dari sebelum gue pergi ke Jogja. Tapi gue gak bilang ke temen-temen yang lain dan gue berusaha untuk jadi sepositif mungkin dupaya apa yang gue bayangkan nggak terjadi: diculik dan diperas.
Di jalan, kami ngobrol-ngobrol sama supir biar lebih friendly, dan keliatannya supir juga friendly. Tapi ada satu yang bikin deg-deg-an dan bikin panas juga bikin was-was. Jadi gue tuh udah reservasi sama goapindul.com kalo gue mau cave tubing hari itu, semuanya udah beres, kita tinggal datang dan bayar. Tapi ternyata, rent car gue ini juga me-reservasi Goa Pindul buat kita. Dan gue minta supaya Goa Pindulnya pake yang gue reservasi dan gak usah yang dari rent car. Mungkin drivernya nggak ngerti, dan dia berada di dua tekanan, antara gak mau melanggar bos-nya dan bilang nggak buat tawaran kita. Akhirnya gue yang ngalah, gue bbm mas-mas goa pindul nya dan untungnya mas-masnya gak marah, gue malah disuruh bebas memilih. Nah, disini mulai serem. Kita nunggu orang yang mau nunjukin jalan ke Goa Pindul, orang itu naik motor, pas pertama datang, si driver dan yang mau nunjukkin jalan ke Goa Pindul ngobrol. Mobil jadi sunyi senyap, nguping pembicaraan si driver dan yang mau nunjukkin jalan ke Goa Pindul. Tapi ngomongnya pake Bahasa Jawa!! Meskipun deg-deg-an gue masih mencoba untuk jadi positif.
Perjalanan dilanjutkan, kita di bawa ke jalan yang sebelahnya kuburan, lewatin pohon singkong, dan hutan-hutan gitu.
Fuck my life as backpacker.
Gue langsung bbm mas-mas goapindul.com, nanya apakah benar jalannya ngelewatin jalan serem itu. DAN HP GUE SOS. Sekarang pikiran gue bener-bener negatif. Gimana kalau gue diperas. Gimana kalau gue diculik. Gimana kalau gue bla bla bla. Dan di ujung jalan gue melihat tulisan Goa Pindul dan panah ke sebelah kiri. Dan HP gue udah nggak SOS lagi. Dan mas-mas goapindul.com udah bales bbm gue dan bilang, jalan itu bener kok.
Langsung lega semuanya.... Fyuhhhh.
Sampailah kita di Goa Pindul!!!!
Goa nya bagus banget deh. Pemandu kita juga ngejelasin banyak hal dari Goa Pindul, pembentukannya, fungsi Goa nya, sampai ke mitos-mitosnya.
Oh iya, Musim Kemarau adalah waktu yang paling tepat untuk mengunjungi Goa Pindul, karena, airnya akan berwarna hijau atau biru. Gak cokelat seerti foto-foto diatas.
Setelah cave tubing, kami mencoba body rafting di Sungai Oyo. Rafting sejauh 2 meter, di sian hari bolong. Panas banget. Dan sungainya kotor.
Jadi Sungai Oyo itu sungai biasa, arusnya nggak deras, hanya di beberapa titik yang arusnya cukup deras dan kita semua harus lewat satu-satu, nggak boleh pegangan tangan berbarengan. Dan ada datu titik di Sungai Oyo dimana kita bisa loncat dari batu yang cukup tinggi. Dan gue mencoba hal itu. Setelah gue loncat dan masuk air, itu adalah tiga detik terlama dalam hidup gue dimana gue ngerasa nggak nyampe-nyampe permukaan air. Seru.
Dan Setelah Cave Tubing dan Body Rafting, tujuan selanjutnya adalah Pantai Kukup dan Pantai Indrayanti.
Kalau menurut gue sih, pantai Kukup tuh terlihat seperti pantai mati. Yang jualan sedikit, pengunjung nggak banyak, dan sampah dimana-mana. Tapi Pantai Kukup seru banget ombaknya, ombaknya tinggi banget, dan gak bisa berenang di sini. Kalau Pantai Indrayanti memang tempat rekreasi banget. Suasananya rame, dan bisa berenang juga karena ombaknya nggak se-seram Kukup. Katanya Pantai Indrayanti bagus sunset nya. Tapi sialnya, sore itu hujan deres banget.
Jadi kita menyudahi perjalanan kita dan pulang.
Day 3
Tidur sampe siang dan berniat untuk pergi ke Candi Prambanan. Kita udah naik Trans Jogja dan turun di halte Prambanan, dan gak jadi ke Prambanannya. Balik lagi ke Malioboro, nyari makan. Dan kita makan di Ayam Pedas.
Selesai makan ke Mirota Batik (lagi).
Setelah itu ke Alun-Alun Selatan. Menuju Alun-Alun selatan, kita jalan loh dari Malioboro. Sampai di Alun-Alun kita main sepeda neon sampe cape.
Paket Cave Tubing dan Body Rafting: Rp 70.000
Sewa Sepeda neon (tiga pengemudi): Rp 30.000/5 putaran
Tiket Pantai: Rp 4.000 exclude uang parkir.
Day 4
Hari ini udah nggak tau mau kemana dan mau ngapain, jadi waktu sore kita habisi dengan bersepeda. Ada penyewaan sepeda di daerah malioboro. Harganya 25.000/24 jam tapi bisa ditawar kok.
Di malam harinya gue dan teman-teman jalan-jalan naik sepeda lagi. Ini malam terakhir, kita makan malam di Lesehan Sayidan. Tempatnya enak, makanannya enak, live music nya juga enak.
Habis makan kita bersepeda lagi, tadinya mau ke Tugu Jogjakarta, eh malah nyasar ke Malioboro lagi. Tapi ada pemandangan yang beda dengan Malioboro. Di depan CK Malioboro terlihat berkali-kali lebih rame. Gue kira ada penjahat. Ternyata..... Ada Kim Hyun Joong yang lagi syuting fariety show terbarunya. Kanty dan Abil otomatis lari mengejar si Artis Korea, sedangkan gue dan teman-teman lainnya duduk-duduk capek dipinggir jalan.
Korban |
Day 5
Pulang!! Pulang!!!
Hari ini hari terakhir gue dan teman-teman gue di kota yang paling respect. Pagi ini dimulai dengan bersepeda menuju Malioboro lagi, mau ngembaliin sepeda. Sengaja pagi-pagi supaya nggak rame-rame banget. Tapi tetep aja udah rame.
Setelah ngembaliin sepeda, kita pulang ke penginapan and do nothing....
Jam 4 sore kita diantar pulang sama om nya Unai, diantar ke bakpia Kurnia Sari dulu untuk beli oleh-oleh.
Bakpia Kurnia Sari isi 15: Rp 25.000
Bakpia Kurnia Sari isi 20: Rp 33.000
Bakpia Kurnia Sari isi 15: Rp 25.000
Bakpia Kurnia Sari isi 20: Rp 33.000
Gue kembali ke Jakarta dengan kereta yang sama seperti waktu keberangkatan, KA. Senja Utama Jogjakarta. Kali ini no delay.
Kami sampai Jakarta (Stasiun Senen) sekitar jam 03.45 pagi. Ew, Jakarta lagi.
Gue saranin sih kalo sampai Senen jam segituan, tunggu sampai bener-bener ada matahari, karena memang suasananya beda banget sama stasiun di Jogja yang terkesan damai. Stasiun Senen jauh dari kesan damai. No respect. Bau. Kotor. Banyak preman. Banyak taksi gelap. Jadi berhati-hatilah meskipun lo ber-rombongan.
Di akhir tulisan, gue mau berterimakasih banyak sama semua teman-teman gue yang ikut ke Jogja kemarin. Terutama makasih banyak buat Unai.
Di akhir tulisan, gue mau berterimakasih banyak sama semua teman-teman gue yang ikut ke Jogja kemarin. Terutama makasih banyak buat Unai.
Semoga ada jalan-jalan selanjutnya.