12/29/2016

Tentang Menghapus Kenangan

Saya adalah orang yang membiarkan ratusan chat dari official account, groups, atau bahkan personal messages dari orang-orang. Entah karena saya memang lagi males baca atau memang gak kebaca karena ketumpuk. Alhasil chat line saya yang belum kebuka hampir selalu mencapai angka 900an. Bahkan ketika chat line nya sudah berantakan seperti itu, saya tetap tidak menghapus, membuka, atau sekedar me-archieve-kan chat-chat itu. 
Sampai pada suatu saat hp saya error dan tidak bisa terkoneksi dengan internet. Waktu itu, satu-satunya cara adalah dengan me-reset total hp tersebut dengan konsekuensi kehilangan semua data yang tertinggal di device memory nya. Termasuk kontak telepon, sms history, chat line, chat whatsapp, dan lainnya yang ada di device. Tak ragu, saya reset hp nya.

Dan.
Taa daa!
Hilang semua!

Sebenarnya saya termasuk orang yang sayang untuk menghapus apa yang sudah ada, termasuk semacam chat history atau foto-foto meski itu nggak penting. Bagi saya, apa yang sudah ada ya biarkan tetap ada. Maka dari itu, waktu tau hp harus direset dan semua data akan hilang, saya bukannya menyelamatkan data (yang mungkin) penting tapi malah membiarkannya hilang. Tanpa saya mau melihat data apa saja yang akan hilang, karena pasti kalau saya periksa dulu, saya malah ingat seberapa pentingnya hal yang akan hilang itu untuk saya dan saya malah gak tega menghapusnya.

Maka saya memilih untuk membiarkan semuanya hilang, tanpa perlu saya ingat-ingat lagi data apa saja yang ada di dalamnya.

Mungkin saya akan kehilangan beberapa kenangan di dalam data-data tersebut, tapi kenangan yang hilang itu hanya bentuk fisiknya saja.
Ya, meskipun terkadang bentuk fisik yang dapat dinikmati visual nya diperlukan juga untuk menstimulus ingatan, tapi tak semuanya harus ada.
Kenangan dalam bentuk visual itu memang hilang, tapi jika kenangan itu memang merupakan sesuatu yang sangat terkoneksi dengan diri dan hati kita, meski bentuk visual nya sudah hilang, kenangan itu akan tetap ada untuk dikenang setiap pemiliknya.


1 comment: