7/07/2014

Ekspedisi 23 Juni 2014

"Life was meant for good friends & good adventures"

Akhirnya! Setelah lima tahun lalu memulai pendakian pertama ke 2958 mdpl bersama Gio dan pasukannya, 23 Juni lalu gue kembali melakukan perjalanan ke ketinggian itu lagi. Yay.
Gue akan mengabadikannya dalam tulisan singkat (yang pada akhirnya panjang banget....), selamat menikmati!

Perjalanan ini dilakukan oleh gue + 16 orang teman baik. Dimulai dari Aquarium 19 nya Ninis pada 23 Juni 2014 pukul setengah satu malam, perjalanan malam itu membawa kita sampai dengan selamat di Cipanas. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Gunung Putri naik mobil bak. Ini seru banget. Kami sampai di tempat pemberhentian terakhir sebelum subuh. Setelah melakukan solat subuh, kami bersiap dan mengurus perijinan di GPO pukul 6 pagi.

And the journey begins.
Gue masih ingat betul, jalan setapak ini juga pernah gue lewati 2009 lalu. Belum apa-apa rasanya mulai sulit mengatur napas.
Setelah melewati perkebunan warga, kami mulai memasuki hutan dengan track menanjak. Awalnya batuan, kemudian memasuki track dengan akar-akar pohon. Trek menanjak dengan sedikit bonus track memang sangat menguras tenaga. Meskipun begitu, selingan canda tawa enam belas manusia ajaib di sekeliling gue membuat perjalanan terasa menyenangkan.
Pada awal perjalanan yang menjadi leader adalah Ravli dan Aceng dan yang menjadi sweeper adalah Abi dan Iky. Tapi di tengah perjalanan, seleksi alam pasti terjadi. Sweeper Abi dan Sweeper Iky malah jalan jauh di depan. Anggieta, Diana, Ifqi berjalan beriringan bersama lelaki lainnya. Gue yang awalnya di depan sempat tertinggal di belakang sama Ninis. Jalan dikit. Istirahat. Jalan dikit. Istirahaaat. Ammar alias Aceng dan Ravli yang gue inget jalan bareng sama gue dan Ninis. Nemenin kita kecapean. Narik tangan kita pas ga kuat jalan lagi. Dorong kita pas ga kuat maju lagi.
Kemudian setelah mendapatkan kekuatan yang sempat hilang, gue dan Ninis melaju ke depan sampai menemui Abi, Iky, Zackry, dan Eris. Kemudian gue dan Ninis melaju terus di depan meninggalkan Ammar alias Aceng dan Ravli di belakang hahaha.

Perjalanan ini diwarnai dengan dominan warna hijau, karena pada pendakian kami saat itu bertepatan dengan pasukan TNI yang naik juga.
Ketika istirahat sejenak di perjalanan, gak jarang TNI menyusul kami yang sedang beristirahat dengan saling menyemangati. Tapi gak jarang juga ada yang iseng bilang "ngapain kesini dek, mendingan juga di rumah", please. Sampailah pada suatu ketika Iky dan Zackry bertemu dengan seorang bapak-bapak berpakaian seragam TNI yang menyemangati mereka berdua dengan kata-kata "Berjalan di atas mental" yang membuat mereka berdua nanjak sambil lari setiap setelah mengucapkan kata-kata itu.
Pohon makin pendek. Awan makin terlihat dekat. Sempat bosan dengan track yang gitu-gitu aja, nanjak meliuk-liuk, ga ada bonus track. Makin sering istirahat. Nyender-nyender di pohon, tidur-tiduran di tanah. Pas lagi nyender-nyender di pohon, tiba-tiba gue dikasih tongkat sama bapak-bapak TNI. Woooh. Berasa spesial. Treasure, unlocked!

Nanya setiap orang yang turun, "Surken masih jauh mas?" "Tiga puluh menit lagi lah, semangat semangat!".
Nanjak lagi. Istirahat lagi. Nanya orang yang turun lagi. "Surken berapa lama lagi ya?" "Dua puluh menit lagi. Ayo semangat!".
Nanjak lagi. Istirahat lagi. Kemudian liat rombongan anak kecil turun diikuti dengan si-ibu-dari anak-anak itu. Nanya lagi. "Surken berapa menit lagi buuu?" "Dua jam lagi lah". LAAAH.
Enggak. Kita nggak percaya. Kita terus berjalan. Kemudian landai, ya, landai. Kemudian  terlihat di depan ga ada lagi pohon. Tapi padang edeweis luas.
Ya. Surya Kencana.
Sampai! Surya Kencana, unlocked!





Setelah melepas lelah dengan duduk-duduk, tidur-tidur, foto-foto, makan-makan di Surya Kencana sebelah timur, kami bergegas ke Surya Kencana bagian barat untuk bangun camp.








Kami mendirikan empat tenda. Para lelaki menamakan tenda-tenda tersebut dengan nama-nama Asrama TPB IPB hahaha. C4, Amarilis, C3, dan Astri. Setelah pasang tenda selesai, yang kami lakukan adalah masak-masak! Ada tiga chef utama dalam pendakian kali ini: Faatih, Ravli, dan Eris. Cool.

Malam pun datang. Ninis kedinginan tak berdaya di dalam tenda. Eris dan Anggieta masih sibuk dengan urusan logistik Gue dan Ifqi menanti bintang di langit. Sayangnya malam itu mendung. Bintangnya gak keliatan. Akhirnya malam terlewatkan begitu saja. Tenda Astri menjadi tempat istirahat gue, Ninis, Eris, dan Ifqi. Cuma ada suara beberapa orang; Zackry, Rahman, Faatih, Ammar diluar tenda kami yang bercanda-bercanda bilang mereka mau ronda, tidur di luar. Haha.

Pagi 24 Juni tiba! Kami menghabiskan pagi masih di Surya Kencana, lagi-lagi chef kita sibuk dengan urusan makanan. Kali ini Ninis udah gak kedinginan. Agenda hari itu adalah bersenang-senang di Alun-Alun Surya Kencana. Raki, Iky, dan Faatih pergi ke barat untuk cari sinyal. Sisanya jalan-jalan ke timur. Tapi Ravli kembali ke tenda untuk (lagi-lagi) nyiapin makanan. Great!
Then, setelah puas jalan ke sebelah timur, kami kembali ke camp. Tapi gue, Zackry, dan Diana sempet ke barat juga buat liat-liat dan nyari sinyal. Dan dapet sinyal beneran. Yayy. Ternyata alun-alun barat lebih indah buat dinikmati. Lebih sedikit sampah. Lebih sepi. Dan pemandangannya lebih dapet.







Ini di alun-alun barat

By the wayyy, banyak sekali perubahan yang terjadi di Surya Kencana jika dibandingkan dengan pertama kalinya gue kesini. Dulu, ada sungai kecil yang mengalir dan sekarang sungainya kering, padahal air di sungai itu bisa diminum, jadi ga perlu jauh-jauh ambil minum ke bawah seperti keadaan sekarang. Di Surya Kencana juga terlihat banyak sampah dimana-mana. Gue sedih liatnya. Semoga mereka yang pergi kesana bukanlah penikmat alam semata.

Setelah main-main, istirahat, dan menikmati santap siang. Kami bersiap untuk summit attack ngejar sunset. Kami berangkat dari camp sekitar pukul 15.30.  Track menuju puncak cukup melelahkan, awalnya batuan, kemudian akar-akar pohon, dan semakin dekat dengan puncak semakin berpasir. 

Sampai puncak! 
Puncak, unlocked!


Sayangnya, kita gak dapet sunsetnya, karena langitnya tertutup awan. Tapi tetap ada satu yang spesial, kita merayakan ulang tahun Ammar alias Aceng di puncak Gunung Gede. Sweet kan ceng??!
Kami memutuskan turun sebelum hari semakin gelap. Langkah kaki lebih cepat untuk mengejar sisa matahari yang masih bersinar. Tangan kanan dan tangan kiri memegang ranting sebagai pegangan. Kaki sedikit berlari, tapi pastikan pijakannya tepat. Di tengah perjalanan, kami bertemu gelap. Langkah sedikit melambat untuk memastikan pijakan mana yang paling aman. Dalam kurang dari 35 menit, kami sampai camp.
Ravli yang rela gak ikut ke puncak untuk jaga camp, udah menyiapkan (lagi-lagi) makanan untuk enam belas teman lainnya. 
Langit malam itu terang. Bintang satu, dua, tiga, muncul. Disusul dengan lebih banyak cahaya bintang lainnya. Gue senang. Ifqi senang. Ninis senang. Semua senang. Akhirnya, setelah selama ini lihat bintang dari bata merah, terasa sangat jauh. Malam itu, melihat bintang dari Surya Kencana, terasa sangat dekat.
Lucunya, malam itu kami bermai permainan baru yang ditemukan Ammar alias Aceng, Iky, dan Zackry. Roller Coaster----that only us understand. GASSS!

Kami harus tidur cepat karena harus bangun pukul dua pagi untuk packing dan persiapan summit attack mengejar sunrise. Padahal bintangnya nampak banyak, banyak sekali yang sangat disayangkan untuk ditinggal tidur. Ketika gue, Ifqi, Eris, (Ninis kedinginan lagi), bersiap untuk tidur. Manusia-manusia semacam Zackry, Rahman, ada Iky juga di luar tenda teriak-teriak kalau bintangnya bagus banget lah, bintangnya terang banget lah, yang membuat gue, Ifqi, dan Eris bimbang. Harus tidur, tapi pengen liat bintang juga. Jadi ujungnya, sebelum kita tidur, untuk terakhir kalinya kami bertiga menatap langit dengan posisi badan di dalam tenda dan kepala muncul keluar. Kura-kura, kata mereka.
Dan bintangnya memang banyak.
Star-gazing, unlocked!

Sebelum tidur, kami ber-empat penghuni Astri punya kebiasaan mengabsen satu-satu nama teman-teman yang masih beraktivitas di luar. Selamat tidur. Kangen nih.

25 Juni pukul dua pagi.
Bangun. Suara Faatih terdengar memanggil nama-nama yang masih terlelap. "Bangun, bangun, katanya mau liat sunrise..." Kemudian Anggieta juga memanggil kami yang masih di dalam tenda menahan dinginnya pagi.
Ketika keluar tenda, makanan udah siap santap. Hasil karya Faatih gak tidur. Faatih :')
Bongkar tenda, beres-beres, memastikan semuanya masuk kedalam tas dan tidak ada yang tertinggal. Persiapan cukup memakan waktu lama. Kami mulai jalan sekitar pukul 04 lebih. Perjalanan cukup melelahkan. Gelapnya pagi itu membuat kami berjalan super hati-hati. Belum lagi fisik yang memang entah kenapa cepet capek. 
Kalau lima tahun lalu, jam lima pagi gue udah sampai puncak, menikmati lampu-lampu kecil di bawah sana, kemarin ketika langit mulai menunjukkan warnanya, gue masih di jalan, belum sampai puncak. Tapi setelah sampai atas sana. Semua capek-nya nanjak pagi itu, terbayarkan. :)

Sunrise, unlocked!








Setelah puas menikmati keindahan-Nya pada pagi hari itu. Setelah puas merekam momen-momen bersama di ketinggian 2958 mdpl. Setelah beristirahat melepas lelah. Setelah update Path (serius, Eris berhasil update path di puncak!). Kami harus memulai perjalanan pulang. Kami turun via Cibodas. Medan dari puncak, berpasir. Licin. Kemudian setelah memasuki hutan, treknya akar-akar besar, cukup menantang. Apalagi saat melewati tanjakan setan. 





Tanjakan setan, unlocked!

Kami sempat beristirahat cukup lama (bahkan terlalu lama) di Kandang Batu. 
Setelah itu memulai perjalanan lagi sekitar pukul 13. Grup pertama yang memimpin adalah Rahman (yang kemudian meluncur dengan cepat), Iky, Ninis, Eris, dan Gue. Treknya kali ini batuan. Harus super hati-hati. Apalagi hari itu hujan. Awas licin. Watch your step.

....and watch your attitude.
Di hutan ini memang katanya gak boleh sembarangan.
Dan kalau udah khilaf, diingetinnya lumayan berat juga. (Get it? ----- Only us understand)

Setelah perjalanan yang sangat panjang sampailah kita di Rawa. Jalannya udah jelas. Batuan yang tersusun rapi. Tapi kaki semakin sakit. Langkah udah gak bisa cepet-cepet. Barisan acak-acakan. Terpisah. Ninis dan gue tertinggal di belakang. Pelan, pe la n.


Dan kemudian sampai.

Kami istirahat di Pos sampai magrib menjelang. Kemudian melanjutkan perjalanan pulang dari Cibodas ke Bogor. Angkot-Bis-Angkot (yang bannya bocor dua kali dan mesinnya mogok satu kali). Hahaha bahkan malam itu pun tidak mau memisahkan kita, makanya Angkotnya bermasalah berkali-kali....
Sampailah kami di Aquarium 19. Becerita. Tertawa. Istirahat. Dan pulang...

Gunung Gede 2958 MDPL, unlocked!

Tentang Sadap Sakiyah
Setelah bercerita terlalu panjang tentang perjalanan super menyenangkan selama tiga hari dua malam ++. Gue bahkan belum memperkenalkan siapa saja personil luar biasa yang melakukan pendakian yang kami sebut "Ekspedisi 23 Juni" itu.
Here they are.
Akan gue ceritakan sedikit secara Alfabetis.

Abdau Zulkarnaen

Cowok putih berponi lempar ini jago banget ngegombal. Dari berangkat sampai pulang ada aja bahan gombal nya. Saat perjalanan naik, Abdau bertugas bawa air minum. Yang disenangi teman-teman lainnya dari Abdau selain sabarnya dan gak-pernah ngeluh-nya adalah: HP barunya yang bisa dipakai foto-foto secara suka-suka dan cuma-cuma. Makasih Abdau!

Abi Karami Arif

Yang satu ini anak fahutan. Dia temen deketnya Ninis dari SMP. Selama perjalanan selalu jalan jauh di depan karena carrier nya yang super berat. Malam pertama di Surya Kencana cuma pake kaos dan celana pendek. Hobi ngemilin mentega, dan ngemilin apa aja yang bisa dicemilin. Pas perjalanan menuju puncak 25 Juni pagi hari, dia sempat tersiksa karena sesuatu. Hahaha inget banget gue muka tersiksanya hahaha.

Abraham Anwar

Bre, mohon maaf sebelumnya. Di file yang gue pegang cuma ini satu-satunya foto lu sendiri haha. 
Cuma Abraham yang bilang di jalan pulang "seruan gini ya, pas di surken gabut" *kemudian semua hening* 

Anggieta Januariska

Mbak manis asal Lumajang, Jawa Timur ini super lembut kalau bicara. Sabar. Dan tentunya, baik hati. Anggieta yang biasa dipanggil Janu merupakan penghuni tenda Amarilis. Bertugas membantu Eris dalam memasak menu makanan. Untungnya ada Anggieta, Anggieta lah yang mengurus keuangan, logistik makanan, sampai sewa tenda. Bahkan tas dan matras pun Anggieta sediakan banyak. Hebat! Yay. Setelah pendakian ini, Anggieta langsung pulang menuju Lumajang. Have a great time with your family, Giet!

Diana Wulandari

Tanggal 22 Juni, Diana baru pulang fieldtrip bareng anak-anak ESL. Setelah selesai fieldtrip, Diana langsung masuk barisan dan berangkat dalam Ekspedisi 23 Juni. Gak capek, Di? Sepertinya Diana sangat memperhatikan kebersihan tubuh meskipun di atas gunung dan di dalam hutan, di Alfamart terakhir yang kita temui, Diana masih sempet-sempetnya mau beli deodorant.
Paling sering ledek-ledekan sama Raki. Diana juga penghuni tenda Amarilis bareng Anggieta.

Fikri Ammar

Wooho! Super heroooo. Ini dia yang narik-narikin gue ketika kaki tak sanggup lagi mendaki. Ini dia yang minjemin sarung tangan ketika tangan membeku kedinginan.
Hobinya selfie. Paling banyak ngeles kalo disuruh solat. Ulang tahunnya dirayain di Puncak Gede sampe dia senyum-senyum terharu, ga pantes sumpah. Salah satu penemu Roller Coaster. Dia satu-satunya laki-laki yang gak mau memenuhi panggilan alam hahaha.

Ifqi Khairunnisa

Kalo yang ini, teman satu departemen gue. Asal Bekasi. Ifqi sama Diana kalo disatuin dalam satu tenda buat ganti baju, lamanya minta ampun. Ifqi kalo ngomong lembut banget terus serak-serak gitu. Terus kalo foto mukanya suka aneh-aneh gitu hahaha tapi teteeep cantik. Ifqi menjadi salah satu yang paling senang pas bintang-bintang di langit menampakkan sinarnya. 

M Al Faatih

Hai Caim! Faatih ini orangnya sedikit bicara tapi semuanya selesai dia kerjakan. Di hari kerakhir di Surken, Faatih gak tidur, dia masak buat makan kita sebelum pulang. Faatih berkali-kali bilang "Maaf ya ya Allah. Maaf ya Allah", ketika makanan yang Faatih bikin enggak abis dimakan pasukan. Hari ini, Faatih baru aja turun dari Gunung Gede (lagi), puasa pula. 
Kalo inget Faatih, gue inget cerita tentang ranting.... ---- only us understand.

M Aulia Rahman

Bang Man! Rahman adalah ketua TPB Cup 2014, kepanitiaan yang gak akan pernah lekang oleh waktu. Teman ber-"Aiik"-nya IkyLogat bicaranya yang khas enggak bisa gue gambarkan disini. Rahman selalu mengapresiasi hal sekecil apapun. Rahman selalu mengerti keadaan teman-temannya, ketika lagi capek atau ketika ada hal lainnya. Rahman selalu menjaga teman-temannya. Ah, Caim juga nih.

Nisrina Chairunnisa

Hey my half! "Mmm sukak dddd". Sampe enek gue denger kalimat itu keluar dari mulut dia. Dan sekarang, seluruh rombongan ikutan bicara "mmm sukak dddd". Manusia ini yang dua malam di surken dua kali juga kedinginannya. Ketika ketemu pendaki lain di jalan, teman-teman yang lain bilang "misi mas" atau "mari bang", orang ini bilang, "Hallo mas." Ampun dddd.
Ninis, panggilan akrabnya, adalah teman gue dari mulai MPKMB, satu kelas, satu UKM, satu kepanitiaan, kayaknya gue bakal sedih banget mengingat di semester tiga nanti kita akan dipisahkan oleh departemen yang berbeda. Hiks. Sedi dddd.
Let's have another fun trip together, Nis. Mwah!

Raki Muhammad

Salah satu yang paling ngebet nyari sinyal untuk ngabarin mama nya. Ternyata dia ga bilang kalau dia mau naik gunung. Dia bilang mau ke puncak ke mama nya haha. Pada akhirnya dia berhasil mendapatkan sinyal dan mengabari mamanya kalau dia naik gunung.

Ravli Kurniadi

Abang simaksi neeeh! AAAAH MAKASIH RAVLI. Orang ini yang rela ngurusin simaksi enam belas teman lainnya. Orang ini juga yang rela jaga tenda while teman-temannya yang lain bersenang-senang menikmanti keindahan Surya Kencana dan Puncak Gunung Gede. Orang ini yang senantiasa bersabar masak untuk makan teman-temannya. Yeah, makasih Pli, semoga kebaikan lu digantikan oleh jodoh yang baik pula dari tuhan. Aamiin.

Rizkia Nurfrina Putri

Hi my other half! Rizkia biasa dipanggil Eris. Ketika Ekspedisi ini berlangsung, Eris dipanggil Teteh sama teman-teman yang lain. Eris merupakan sosok wanita yang dewasa dan kuat. Pinter memanage logistik. Selain pinter masak, Eris juga jago mijit. Eris dengan senang hati memijit para lelaki yang mengaku kelelahan. Sayang Eris! <3 comment-3--="">

Rizky Varian Gunawan

Hi Coach! Rizky atau Iky, adalah orang yang paling detail dalam perjalanan kali ini. Dimulai dari packing, logistik, time management, sampai ngasih trash bag buat tempat sepatu supaya sepatunya gak lembap. Awalnya, Iky diem-diem aja orangnya. Ga banyak bicara. Ehhh tapi sekarang... "Aiik" "Aiik" mulu di grup line. Iyoookh! Lolos babak kualifikasi Caim nih. Iyoookh!!
Misi bang...

Wafir Wulya

Nah ini nih. Orang dibalik:
"Wooohhh"
"Iyoookhhh"
"Sadap! Sakiyah!"
"Cadas!"
"Bongkar!!!"
Wafir biasa dipanggil Waping ini berasal dari Lombok. Anak pantai~ Waping paling banci kamera. Mukanya ada dimana-mana, pengen ikut foto mulu. Ketika dijalan turun, dia selalu melangkah pake style. Yang seharusnya cuma ngelangkah biasa, bisa Waping modif jadi manjat-manjat akar pohon dulu.Sadap E& lah. Bawa Sadap Sakiyah Family ke Lombok, Ping!

Zackry Audric

Heiiii Zack. "Hati senang walau bimbang"-nya Zackry menemani perjalanan mendaki dan turun. Salah satu teman yang baterai nya enggak abis-abis. Mengaku dirinya adalah seorang provokator. Bicaranya lantang dengan diksi yang tepat kadang membuat yang diajaknya bicara terpukau dengan pemilihan kata yang tidak biasa. Menjadi salah satu orang yang pergi ke barat, mencari sinyal, dan mengabari Bunda-nya. Salah satu kalimat dia yang masih gue inget sampai sekarang adalah "Kita ini harus menghormati alam, jadi penuhilah panggilan alam." kemudian Zackry bergegas ke balik pepohonan. Hahaha salah satu teman yang paling menyenangkan! "Bukannya ape-ape nih ye."

Sadap Sakiyah Family

Sebuah perjalanan pasti meninggalkan sesuatu yang akan terus mengisi sebuah ruang dalam hati masing-masing yang terlibat di dalamnya. Canda dan tawa di atas sana akan selalu terekam jelas dalam ingatan masing-masing yang terlibat di dalamnya. Perjalanan ini mengajarkan banyak hal. Perjalanan ini mengisahkan banyak cerita. Gue menganggap perjalanan ini sebagai awal dari sebuah keluarga baru. Gue berharap perjalanan ini bukanlah sebuah perjalanan pertama dan terakhir. Tetapi akan ada perjalanan-perjalanan lainnya yang lebih seru daripada Ekspedisi 23 Juni.

Sekarang enggak ada lagi tidur di dalam tenda, pake sleeping bag, pake jaket tebal, pake kaos kaki. Sekarang makanan bukan Faatih lagi yang masak. Sekarang ambil air minum enggak perlu jauh-jauh lagi. Enggak ada lagi awan yang tiba-tiba datang putih pekat. Enggak ada lagi star-gazing barengan. Enggak ada lagi teriakan "Iyookh" atau "Sadap sakiyah!" atau "Woooh". 

Apa yang terjadi di atas, biarlan menjadi cerita yang akan selalu terkenang. Setelah sampai di bawah, jadilah pribadi baru yang lebih baik. Yang lebih menyayangi sesama. Juga menyayangi alam-Nya.

Entah seperti apa kesibukan kalian di departemen masing-masing, gue harap komunikasi gak akan pernah putus. 

Terimakasih, semuanya, atas perjalanan singkat yang menyenangkan.
Let's discover Indonesia!


"Saat badan sudah lelah, otak tidak mampu berpikir, dan kaki tidak mampu berpijak. 
Hanya satu yang dapat dilakukan; berjalan di atas mental"

5 comments:

  1. disuruh gita komen
    Quest: Comment,Done!
    yeaahh~

    ReplyDelete
  2. [REVISI]
    hati senang walau bimbang harus komen apa haha
    gua rasa blog lo harus go public git,,bikin jadi website,bikin twitternya sendiri,terus jadi buku,abis itu jadi jurnal
    gimana ide gua?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeah. Boleh juga tuh. Gue pasti terlihat jauh lebih keren ya kalo blog ini jadi website pribadi hahaha. Habis jadi buku, terus jadi jurnal, terus jadi apa lagi???? Ide lu sangat brilliant dan berlebihan.
      Tapi gue sekarang lagi pengen bikin film at least bikin video clip deh. Berminat jadi modelnyaa?

      Delete
    2. iyalah zackry gitu haha
      kiranya keputusan ini harus dipertimbangkan dari berbagai aspek
      tapi ayooo gua ikutaaan

      Delete
  3. gue tunggu pendakian sadap sakiyah berikutnya, ga mau lagi cuma jadi pembaca kisah seru kalian.
    gue mau foto pake buku kecil lu dengan tulisan "akhirnya andina kesini ;)"
    bersyukur kenal kalian.

    ReplyDelete